Labels

Selasa, 12 Juni 2012

Wortel, telur dan kopi

Anak mengeluh pada ayahnya tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia merasa lelah untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul. Ia tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ayahnya membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Air dalam panci-panci itu mendidih.

Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel. Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan pada panci terakhir di masukkannya biji-biji kopi. Setelah lima belas menit, ayahnya mematikan kompor. Memindahkan wortel-wortel dan telur-telur ke dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir. Setelah itu ia bertanya:
“anakku, apa yang kau lihat?”
“wortel,telur, dan kopi,” jawab anaknya.
Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanta
“apa artinya, ayah?”
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda, wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah di masak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik, setelah di masak dalam air mendidih. Tepung kopi menghilang tapi air itu mendapatkan warna dan harum yang menakjubkan dari kopi.
“yang mana engkau, anakku?” sang ayah bertanya.
“hidup tidak selamanya mudah. Tidak selamanya menyenangkan. Kadang hidup itu sangat susah. Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel,telur, atau kopi?” bagaimana dengan anda guys?
Sekarang pikirkanlah panci-panci itu. Air yang mendidih adalah bagai masalah dalam hidup kita. Seringkali sesuatu tidak terjadi sesuai keinginan kita. Orang tidak memperlakukan kita sesuai harapan. Kita bekerja keras, namun hasilnya sedikit. Apa yang terjadi ketika kita ditimpa kesulitan.
Apakah anda seperti wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan, kelelahan hilang harapan, menyerah dan tak ada lagi semangat juang? Janganlah seperti wortel!
Apakah anda seperti telur, yang mulanya berhati lembut setelah terjadi banyak cobaan dalam hidupmu menjadi keras dan tak berperasaan? Kulit luar anda memang tetap sama, tetapi di dalamnya membenci sesama, membenci diri sendiri, menjadi keras hati, tanpa kehangatan dan hanya kepahitan? Janganlah menjadi seperti telur!

Kita bisa menjadi kopi, air panas tidak merubah kopi, kopilah yang mengubah air panas, mengubah kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 1000 celcius. Air menjadi berbeda karena adanya kopi, semakin air itu panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun anda dapat menjadi lebih baik dengan belajar hal-hal baru darinya. Kita mempunyai pengetahuan, keterampilan, kemampuan baru dan bertumbuh dalam pengalaman, seta membuat suasana di sekitar anda menjadi lebih baik.


Supaya sukses kita harus mencoba…….dan mencoba lagi. Kita harus percaya pada apa yang kita lakukan. Kita tidak boleh menyerah, kita harus sabar, kita harus tetap berusah. Masalah dan kesulitan memberikan kita kesempatan untuk menjadi lebih kuat….dan lebih baik….dan lebih kokoh. Bagaimana cara anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel,telut, ataukah kopi? Jadilah seperti kopi!!!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news